1. Arsitektur
Enterprise merupakan deskripsi misi para stakeholder mencakup parameter
informasi, fungsionalitas, lokasi, organisasi, dan kinerja. Arsitektur
enterprise menjelaskan rencana untuk membangun sistem atau sekumpulan sistem.
2. Basis aset
informasi strategis, yang menentukan misi, informasi dan teknologi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan misi, dan proses transisi untuk
mengimplementasikan teknologi baru sebagai tanggapan terhadap perubahan
kebutuhan misi.
3. Arsitektur enterprise
adalah pendefinisian keseluruhan bentuk dan fungsi dari sistem (bisnis dan TI)
meliputi seluruh organisasi (termasuk mitra dan bentuk organisasi lain yang
menjadi perluasan dari organisasi tersebut), dan menyediakan sebuah kerangka
kerja, standar dan panduan bagi arsitektur di tingkat proyek. Dengan hadirnya
arsitektur enterprise memungkinkan untuk dikembangkannya secara konsisten
sistem yang mampu bekerja secara bersama, berkolaborasi atau terintegrasi,
sesuai kebutuhan dalam organisasi.
Berkembangnya pemahaman
arsitektur enterprise telah menimbulkan kebingungan dalam memahami arsitektur
dan desain. Untuk membedakan, andrew macaulay dalam artikelnya di jurnal
Microsoft architect journal, membedakan pemahaman arsitektur dan desain dari
sisi manfaat hasil sebagai berikut :
|
Arsitektur
|
Desain
|
|
|
Deskripsi kebutuhan
|
Lingkup fungsionalitas dan tanggung jawab.
|
Kebutuhan
fungsional yang komperhensif dan cara pemenuhannya.
|
|
Presentasi rancangan
|
Kunci rancangan dan pilihan produk.
|
Analisa detil data dan model data. Dan dokumentasi rancangan sistem
|
|
Tingkat perancangan
|
Rancangan pada tingkat tinggi dan Batasan dalam desain
|
Bangunan dan implementasi sistem
|
Dengan pembedaan di
atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari arsitektur dapat langsung dinyatakan
sebagai masukan bagi proses desain sistem, dimana hasil dari arsitektur ini
tidak secara langsung dipetakan ke dalam desain, tapi merupakan derivasi ke
desain. Hal ini memberikan kemampuan pengembangan sistem untuk melacak
(traceability) pembangunan sistem dengan kesesuaiannya terhadap kebutuhan
enterprise, juga memberikan kemampuan pengembangan sistem untuk mitigasi resiko
dengan dimungkinkan selarasnya kebutuhan enterprise dan pengembangan sistem.
Berkembangnya pemahaman
arsitektur enterprise telah menyebabkan munculnya dua kutub pemahaman
arsitektur enterprise. Kutub ini hadir disebabkan luasnya cakupan yang diliput
untuk mendefinisikan bentuk dan fungsi tiap-tiap komponen dalam arsitektur
enterprise. Kedua kutub tersebut adalah :
1. Arsitektur
Enterprise yang berpusat pada proses (process centric enterprise architecture)
Arsitektur yang
dibangun lebih menekankan pada bagaimana aktivitas kerja dilakukan, dan kemudian
baru tentang bagaimana perangkat lunak digunakan dalam bagian tertentu dalam
aktivitas kerja. Pendekatan ini umumnya berpijak atas besarnya upaya, yang
terbagi dalam aktivitas kerja organisasi dalam rantai nilai,bagi menghasilkan
produk untuk pelanggan. Arsitektur ini lebih menekankan pada ukuran-ukuran
keberhasilan proses, dan biasanya digunakan untuk memahami operasional
perusahaan dan memandu upaya modifikasi untuk mendukung aktivitas pegawai dan
sistem perangkat lunak.
2. Arsitektur
enterprise yang berpusat pada teknologi informasi (IT-centric enterprise
architecture)
Arsitektur yang
dibangun lebih menekankan pada memberikan pemahaman tentang bagaimana sumber
daya teknologi informasi bekerja dalam organisasi perusahaan. Pendekatan ini
umumnya berpijak atas dasar asumsi bahwa kebutuhan sistem informasi yang
mendorong pengembangan perangkat lunak bersumber pada proses bisnis dalam
organisasi tersebut. Secara komperhensif, arsitektur ini mendorong fokus
organisasi untuk semakin efisien dalam menjalankan aktivitas usahanya.
Dalam mengembangkan
arsitektur enterprise, terdapat beberapa alat bantu pendefinisian
komponen-komponen dalam sistem tersebut. Alat bantu ini dikenal sebagai
architecture framework. Sebuah architecture framework umumnya merupakan sekumpulan
cara pandang terhadap organisasi. Beberapa architecture framework yang dikenal
antara lain : Zachman Framework, Enterprise Architecture Planning (EAP), The
Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF), OMG Model Driven Architecture
(MDA), The Open Group Architecture Framework (TOGAF). Dalam tulisan ini,
pembahasan enterprise architecture framework lebih difokuskan pada dua
framework yaitu Zachman framework dan Model Driven Architecture. Hal ini
disebabkan karena Zachman Framework dapat dikategorikan pada tipe process
centric enterprise architecture, dan MDA dapat dikategorikan pada tipe
IT-centric enterprise architecture.
Zachman Framework
Zachman Framework
pertama sekali dipublikasikan oleh John Zachman pada tahun 1987 dalam
tulisannya yang berjudul "A Framework for Information Systems
Architecture" di IBM Systems Journal. Framework ini awalnya berupa
struktur matriks enam baris dan tiga kolom. Framework ini kemudian diperluas
dan diformalisasi oleh Sowa dan Zachman pada tahun 1992 dalam tulisannya yang
berjudul "Extending and Formalizing the Framework for Information Systems
Architecture" di IBM Systems Journal. Perluasan yang dilakukan berupa
penambahan tiga kolom.
Zachman kemudian
menyatakan bahwa seharusnya Zachman Framework dirujuk sebagai "Framework
untuk Arsitektur Enterprise" alih-alih "Framework untuk Arsitektur
SI".
Dua ide kunci yang
diilustrasikan dalam Zachman Framework adalah:
1. Sebuah himpunan
dari representasi arsitektural yang dihasilkan pada proses pembangunan sebuah
penggambaran produk engineering yang komplek dari prespektif yang berbeda dari
partisipan yang berbeda.
2. Produk yang sama
dapat digambarkan untuk tujuan yang berbeda, jalan yang berbeda, hasil dalam
tipe deskripsi yang berbeda.
Zachman Framework
menyediakan pendekripsian detil-detil penting dari arsitektur enterprise.
Skemanya terdiri dari 6 gambaran yang semakin meningkat tingkat detailnya atau
tingkat abstraksi untuk deskripsi arsitekturnya. Tingkat abstraksi
direpresentasikan sebagai baris dalam zachman framework. Ke enam perspektif itu
adalah :
1. Perspektif
Perencana atau Ballpark, yang menetapkan objek dalam pembahasan; latar
belakang, lingkup, dan tujuan enterprise.
2. Perspektif Pemilik
atau Model Bisnis, yang mendeskripsikan kebutuhan produk dalam kaca mata
penerima atau pemakai produk/jasa akhir dari enterprise
3. Perspektif Desainer
atau Model Sistem, yang mendeskripsikan model dari sudut pandang perantara
antara apa yang diinginkan (pemilik) dan apa yang dapat dicapai secara teknis
dan fisik
4. Perspektif
Pembangun atau Model Teknologi,yang mendeskripsikan model dari sudut pandang
pengawas/pengatur dalam menghasilkan produk/jasa akhir
5. Perspektif
Subkontraktor atau Reprentasi detail, yang mendeskripsikan produk dalam sudut
pandang yang bertanggung jawab membangun dan merakit bagian-bagian dari
produk/jasa akhir
6. Perspektif
Functioning Enterprise atau Sistem Nyata, wujud nyata dari produk/jasa akhir.
Ke enam perspektif
tersebut menjadi dasar dalam mendeskripsikan arsitektur enterprise. Adapun
obyek yang akan dideskripsikan tersebut meliputi pertanyaan 5W1H (What,
Why, When, Who, Where, How) tentang organisasi perusahaan. Enam tipe pertanyaan
tersebut akan menjelaskan enam aspek penting, yang terepresentasi dalam kolom, yaitu
:
1. Deskripsi jawaban
atas What is Enterprise akan memberikan gambaran data yang mendukung aktivitas
usaha dalam organisasi.
2. Deskripsi jawaban
atas How is Enterprise akan memberikan gambaran fungsional yang dijalankan
organisasi perusahaan.
3. Deskripsi jawaban
atas Where is Enterprise akan memberikan gambaran jaringan yang mendukung
organisasi perusahaan.
4. Deskripsi jawaban
atas Who is Enterprise akan memberikan gambaran sumber daya manusia yang
mendukung organisasi perusahaan.
5. Deskripsi jawaban
atas When is enterprise akan memberikan gambaran kejadian-kejadian yang
berlangsung dalam operasional organisasi perusahaan.
6. Deskrpsi jawaban
atas Why is enterprise akan memberikan gambaran tentang motivasi yang mendorong
aktivitas usaha dalam organisasi perusahaan.
Pertemuan antara baris
dan kolom pada disebut sebagai sel. Isi dari setiap sel dapat berupa satu atau
beberapa artefak (objek atau deskripsi penyajian arsitektural) yang berhubungan
dengan baris dan kolom yang terkait. Karena setiap elemen dalam tiap aksis
berbeda secara eksplisit dari yang lain, ini mungkinuntuk mendefinisikan secara
tepat apa isi dalam setiap sel. Dalam opini Zachman, faktor tunggal yang
membuat frameworknya unik adalah bahwa setiap elemen dalam tiap aksis dari
matriks dapat dibedakan secara eksplisit dari semua elemen lain dari aksis.
Representasi dalam setiap sel dari matriks tidak hanya level yang berturut
meningkat detailnya, tetapi secara nyata merupakan representasi yang berbeda-
berbeda dalam kontek, arti, motivasi dan kegunaan.
Model Driven
Architecture
Pengertian dasar
MDA digunakan untuk
memecahkan masalah integrasi sistem. Sistem ini dapat meliputi : sebuah
program, sebuah komputer mandiri, kumpulan sistem atau sebuah enterprise. Model
merupakan sebuah gambaran atau spesifikasi dari sistem dan lingkungannya untuk
satu tujuan. Model umumnya disajikan dalam bentuk gambar dan tulisan, tulisan
dapat merupakan bahasa pemodelan atau bahasa alami. Penggerak model (model
driven) merupakan pendekatan pengembangan sistem. Dimana penggambaran model
diarahkan untuk memberikan makna pada tahap pemahaman, perancangan, pembangunan,
penerapan, pemeliharaan dan modifikasi sistem.
Titik pandang (view
point) merupakan teknik untuk melakukan abstraksi sistem dengan menggunakan
sekumpulan pilihan konsep arsitektur dan struktur aturan, dalam usaha
menegaskan fokus pada bagian yang diperhatikan dalam sistem. Abstraksi
yang dilakukan dengan mengurangi tingkat kedetilan untuk menyederhanakan model. View
merupakan tampilan perspektif dari titik pandang.yang dipilih.
Platform secara umum
dipahami sebagai kumpulan dari subsistem/teknologi yang menyediakan sekumpulan
fungsi yang koheren melalui antarmuka dan pola khusus (spesific pattern)
subsistem, bergantung atas platform yang digunakan tanpa kedetilan tentang
bagaimana fungsi tersebut dilayani oleh sistem. Aplikasi dinyatakan
sebagai fungsionalitas yang akan dikembangkan. Sebuah sistem dinyatakan oleh
satu atau lebih aplikasi dan didukung oleh lebih dari satu atau lebih platform.
Platform mandiri
(platform independence) merupakan tingkat kualitas model yang menyajikan
keumuman dari sebuah model dan bebas atas fitur yang disediakan oleh tipe platform
tertentu.
Computation
Independence Model (CIM) merupakan model yang digunakan lebih untuk
menggambarkan titik pandang lingkungan sistem dan kebutuhan sistem; detil dari
struktur dan proses disembunyikan atau belum didefinisikan.
Platform Independence
Model (PIM) merupakan model yang digunakan untuk menggambarkan titik pandang
kerja sistem dengan menyembunyikan detil dari beberapa bagian platform.
Platform dapat dinyatakan sebagai bahasa pemodelan yang dapat digunakan untuk
menggambarkan secara umum tentang sistem.
Platform Spesific
Model (PSM) merupakan model yang digunakan untuk menggambarkan titik pandang
kombinasi atas PIM dan jenis plattform tertentu, dengan memusatkan perhatian
tentang bagaiman proses kerja sistem berjalan.
Transformasi model
merupakan cara untuk menterjemahkan dari satu model ke model lainnya.
Cara Pandang MDA
Cara pandang MDA
terbagi dalam tiga titik pandang, yaitu titik pandang Computational
Independence Viewpoint (CIV), titik pandang Platform Independence Viewpoint
(PIV), dan titik pandang Platform Spesific Viewpoint (PSV).
Dalam titik pandang
CIV, pengguna model merupakan praktisi yang tidak mengerti tentang model atau
artefak realisasi fungsionalitasnya. Dalam deskripsi CIV, model yang
digambarkan lebih merupakan model domain. CIV digunakan sebagai penghubung
antara para ahli dalam pendefinisian kebutuhan dengan para ahli dalam
perancangan dan pembangunan artefak yang sesuai dengan domain kebutuhan. CIV
menggambarkan tentang situasi yang akan terjadi pada saat sistem digunakan,
pada model ini belum tergambar penggunaan automasi pemrosesan data, dengan
demikian model yang disajikan bebas dari gambaran tentang bagaimana tipe
implementasi dari sistem tersebut. Dari sisi perancang, CIM merupakan model
yang dapat digunakan untuk memahami permasalahan sistem, CIM juga merupakan
awalan dari rangkaian model dalam arsitektur penggerak model, karenanya CIM
harus dapat ditelusuri hingga pada model Platform Spesific Model.
Dalam titik pandang
PIV, sistem telah tergambarkan namun belum merujuk pada jenis platform yang
akan digunakan. Secara umum PIV harus merepresentasikan bentuk umum sistem yang
dapat diimplementasikan dalam berbagai tipe platform, untuk itu PIM dibangun
untuk mengarahkan model sistem pada mesin virtual dengan netralitas teknologi.
Mesin virtual tersebut dinyatakan sebagai sekumpulan bagian atau layanan yang
bebas dari platform tertentu.
Platform spesific View
Point (PSV), adalah model yang menggambarkan sistem dari cara pandang yang
telah dikhususkan pada tipe platform tertentu. Model platform merupakan
sekumpulan aspek teknis konseptual yang memungkinkan operasi dan layanan
diberikan oleh mesin.
Ketiga titik pandang
di atas, dapat dilihat sebagai sebuah arsitektur. Tampak bahwa rangkaian model
yang dirancang, memiliki konsistensi hingga pada tingkat kode, sehingga
dipastikan bahwa sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dan terintegrasi.
Cara pandang MDA juga
dapat dilihat dari penggunaan model teknologi, yaitu :
Meta-Object Facility (MOF) dimana tidak hanya menyediakan sebuah bakuan
penyimpanan atas model yang dibuat, juga menetapkan sebuah struktur yang
membantu banyak kelompok untuk bekerja dan menggunakannya dalam cara yang telah
ditetapkan. Dengan demikian dapat diberikan jaminan bahwa model yang dibentuk
dalam MDA dapat berkomunikasi dengan model lain yang telah sesuai dengan aturan
MOF.
Common Warehouse
Metamodel (CWM), bakuan
industri untuk integrasi penyimpanan data, menjadi bakuan tentang bagaimana
merepresentasikan model basis data, model transformasi skema, OLAP dan model
data mining.
XML Metadata
Interchange (XMI), Pemetaan bagi
menggambarkan model UML dalam XML dan memungkinkannya untuk dipertukarkan dalam
enterprise sebagai bagian dari pengembangan perangkat lunak.
Ketiga model teknologi
tersebut menggunakan Unified Modelling Language sebagai bahasa pemodelannya.
Dengan demikian, arsitektur penggerak model memberdayakan keunggulan UML dalam
menyajikan gambaran sistem, dimana dengan memakai bahasa pemodelan sistem juga
dapat dibangkitkan bahasa pemrograman.
Pemodelan
Computational
Independence Modelling (CIM)
Model CIM merupakan
model yang dihasilkan dari cara pandang Computation Independet Viewpoint
sehingga model CIM tidak digambarkan secara detil struktur sistem. Pemodelan
CIM digunakan untuk merepresentasikan domain masalah dan kebutuhan sistem.
Dalam CIM dimodelkan bisnis dan lingkungan sistem yang akan menggunakan
dukungan teknologi informasi. Model bisnis merupakan abstraksi tentang
bagaimana sebuah fungsi bisnis. Secara ringkas proses pemodelan bisnis dapat
digambarkan berikut, pihak owner akan menetapkan capaian bisnis dan sumber daya
yang digunakan, kemudian pihak business modeller akan membuat struktur,
rancangan proses, dan alokasi sumber daya untuk memenuhi proses bisnis yang
ditetapkan oleh owner. Selanjutnya pihak pengembang sistem akan memulai
merancang sistem dan teknologi informasi yang dapat digunakan dalam model bisnis
tersebut.
CIM dimaksudkan untuk
menjembatani perbedaan antara penggambaran domain persoalan beserta
kebutuhannya dengan rancangan dan konstruksi atas artifak yang memenuhi
kebutuhan domain tersebut.
Plattform Independece
Model
Plattform independent
model merupakan model yang dihasilkan dalam plattform independent viewpoint.
Model ini menggambarkan sistem namun tidak memberikan penjelasan detil atas
penggunaan platform. PIM dapat terdiri dari spesifikasi informasi dan komputasi
layanan yang diberikan dalam enterprise. Sebagai model bagi platform, PIM
memuat sekumpulan konsep teknis umum tentang pemanfaatan perangkat keras dan
perangkat lunak dalam arsitektur teknologi informasi di enterprise. Untuk
implementasi sistem, PIM akan ditransformasikan ke bentuk yang secara teknologi
bersifat lebih khusus dan mendetil. Proses transformasi ini dikenal sebagai
pemetaan PIM ke dalam bentuk PSM. Karenanya dalam menyusun PIM, seorang
arsitek akan memperhatikan sifat-sifat umum dari arsitektur yang mungkin
diterapkan dalam berbagai spesifikasi teknologi.
Plattform Spesific
Model
Plattform spesific
model (PSM) merupakan model yang siap diimplementasikan ke bentuk kode program
aplikasi. Dalam Plattform spesific model, semua informasi dicukupkan bagi
implementasi, sehingga tingkat detil model memungkinkan programmer untuk
mengkodekan dalam pembangunan program aplikasi.
Transformasi
Untuk mendapatkan
model yang siap bangun, MDA memberikan beberapa cara transformasi dari model
PIM ke model PSM. Proses transformasi ini dapat dilakukan dengan cara antara
lain :
* Memetakan model PIM
pada tipe suatu teknologi. Cara ini dilakukan dengan menyiapkan aturan pemetaan
model PIM bagi implementasi di teknologi tertentu, atau dengan memberikan
spesifikasi tipe model bagi PIM dan PSM dalam bentuk aturan meta model.
Penggunaan cara ini memberikan kemudahan bagi seorang arsitek dalam merancang
aplikasi, namun sering kali PSM yang dihasilkan kurang memiliki karakteristik
unik, disebabkan hilangnya informasi atas karakteristik teknologi dalam PIM.
* Memetakan model PIM
pada bentuk siap pakai di suatu teknologi (instance mapping), hal ini dilakukan
dengan cara menambahkan suatu penanda pada PIM sebagai cara membentuk model
siap pakai. Penanda ini bukan merupakan bagian dari PIM. Penggunaan cara ini
memudahkan bagi developer untuk membangun PSM, disebabkan karena karakteristik
teknologi yang telah ditambahkan dalam bentuk penanda bagi PIM. Kekurangan dari
cara ini, lebih karena arsitek mengalami bias dalam merancang PIM dikarenakan
kuatnya orientasi bagi kesesuaian PIM dan penanda.
Untuk membangun PSM
kedua cara di atas sering digunakan secara bersamaan.
Memetakan MDA dalam
zachman framework
Korelasi antara
zachman framework dan MDA, tampak saat membandingkan perspektif owner
terhadap cara pandang CIV, perspektif desainer terhadap cara pandang PIV,
dan perspektif pembangun terhadap cara pandang PSV.Korelasi ini digambarkan di
bawah ini.
Arsitektur Teknologi
Pengertian arsitektur
Teknologi
Spewak mendefinisikan
arsitektur teknologi sebagai deskripsi jenis teknologi dominan (platform) yang
dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan kerja bagi aplikasi yang mengelola
data. Arsitektur teknologi dipahami bukanlah analisis kebutuhan detil desain
jaringan perangkat komputasi enterprise. Arsitektur teknologi didefinisikan
setelah arsitektur aplikasi selesai didefinisikan15.
Demikian maka
arsitektur teknologi dapat disimpulkan sebagai model bagi platform, dimana
arsitektur teknologi memuat sekumpulan konsep teknis umum tentang pemanfaatan
perangkat keras dan perangkat lunak dalam teknologi informasi di enterprise.
Dalam titik simpul ini, arsitektur teknologi dapat disamakan dengan model
platform mandiri di MDA.
Dalam menyusun
arsitektur teknologi perlu memperhatikan sifat-sifat umum dari arsitektur yang
mungkin diterapkan dalam berbagai spesifikasi teknologi.model sistem pada mesin
virtual dengan netralitas teknologi. Mesin virtual tersebut dinyatakan sebagai
sekumpulan bagian atau layanan yang bebas dari platform tertentu.
Spewak menandai tiga
hal pokok yang diperlukan dalam arsitektur teknologi, yaitu:
1. arsitektur
teknologi memberikan deskrispsi atas prinsip platform teknologi. Prinsip
platform teknologi merupakan aturan dan kebijakan yang menyediakan arahan atau
pedoman untuk pengadaan platform teknologi sebagai lingkungan kerja penggunaan
data dan aplikasi.
2. arsitektur
teknologi memberikan deskripsi ketersebaran data , aplikasi dan platform
terkait lokasi bisnis serta konfigurasi ketersebaran tersebut.
3. Arsitektur
teknologi memodelkan hubungkan platform teknologi ke aplikasi dan fungsi
bisnis. Relasi ini bertujuan untuk menjustifikasi platform teknologi
dengan melihat manfaatnya terhadap aplikasi atau fungsi bisnis.
Penutup
Setelah mengurai
pengertian tentang enterprise arsitektur dan arsitektur teknologi, tampak bahwa
perbedaan mendasar antara arsitektur dan desain terletak pada tingkat
perancangan yang dilakukan, dalam arsitektur perancangan yang dilakukan lebih
pada tingkat tinggi (abstraksi) sehingga dapat menjadi panduan dalam merancang
sistem untuk diimplementasikan. Dalam perancangan desain, yang dilakukan
merupakan perancangan untuk memenuhi prasyarat fungsional agar produk dapat
dibangun, sehingga menjadi panduan untuk pembangunan produk.
Referensi :
1 Zachman, J.A, A
framework for Information System Architecture, IBM System Journal Vol. 26
No.3 , IBM , 1987
2 The Open Group, The
Open Group Architectural Framework (TOGAF) version 8.1 : Enterprise Edition,
The Open Group, 2003.
3 CIO Council, Federal
Enterprise Architecture Framework version 1.1, 1999.
4 Kruchten, Phillipe.
Architectural Blueprints—The "4+1" View Model of Software
Architecture. IEEE Software 12, pp. 42-50. November 1995.
5 The Open Group, The
Open Group Architectural Framework (TOGAF) version 8.1 : Enterprise Edition,
The Open Group, 2003.
6 Osvalds, G. (2001),
Definition of Enterprise Architecture-centric Models for the Systems
Engineer,Paper Presented at Eleventh Annual International Symposium of the
International Council on Systems Engineering (INCOSE). July 2001
7 CIO Council, Federal
Enterprise Architecture Framework version 1.1, 1999.
8 Macaulay, Andrew.
Enterprise Architecture Design and the Integrated Architecture Framework.
Microsoft architects journal pp 03-06. January 2004.
9 Macaulay, Andrew.
Enterprise Architecture Design and the Integrated Architecture Framework.
Microsoft architects journal pp 03-06. January 2004.
10 BPTrends.
Enterprise Architecture. Business Process Trends Newsletter, Volume 2 No.
1. January 2004.
11 Zachman, J. A.
(1987), A framework for information systems architecture, IBM Systems Journal,
26(3), 276-292.
12 Sowa, J. F.,
Zachman, J. A. (1987), Extending and formalizing the framework for information
systems architecture, IBM Systems Journal, 31(3), 590-616.
13 Zachman, J. A.
(1996), The Framework for Enterprise Architecture: Background, Description, and
Utility, Zachman International, Inc.
14 OMG. MDA Guide
Version 1.0.1. June 2003.
15 Spewak, S. H.,
Hill, S. C. (1992), Enterprise Architecture Planning: Developing a Blueprint
for Data, Applications, and Technology, John Wiley & Sons, Inc.
